Hidup itu penuh
tantangan ( Edisi 14-4-2016)
Mengawali karier
dari sebuah Pulau Kecil sebelah Utara
Pulau Sumbawa, Tepatnya Desa Bugis Medang dari
Setap rendahan kaur Umum pada Tahun 1995
sampai dengan Tahun 1998 dengan
Gaji hanya Rp 30,000 per bulan pada Jaman Pemerintahan Kepala Desa H. Pagala
Alwi dengan sekdesnya Syamsuddin. Waktu aku masuk menjadi setap hidupku masih
membujang dengan berharap hanya sekedar
mencari Pengalaman di kampong sendiri dan berniat ingin mencurahkan segala
hidup dan tenaga demi masyarakat yang waktu itu sangat ketinggalan dalam
keterbatasan Ilmu dan Pengetahuannya.
Jangan salahkan tuhan jika anda sedang diuji
olehnya.
Karena tu ujian
semua yang nyata ….???
|
Akhirnya
nasib tak dapat dirubah lagi pernikahan terpaksa berkhir di meja Hijau. Bagiku
ini adalah pilihan yang terbaik daripada hidup dalam buih yang selalu berteman
dengan pertengkaran setiap harinya. Jadi
waktu itu aku hamprr tidak merasakan bagaimana indahnya, mesrahnya, romantisnya
hidup Pengantin Baru seperti orang-orang
yang hidupnya serba ada.
Setahun kemudian ( Tahun 1996 ) setelah
cukup lama menduda aku selalu membanting tulang mencari Uang dengan keringatku
sendiri, yaitu bertani menanm rumput laut ( jenis Katoni ) dengan dibantu dari
sebuah perusahaan sebagai bapak angkat memberiku pinjaman tali dan bibit waktu
itu ( Nama Perusahaan Sumber Daya Laut ) Aku bertekad harus bangkit dari
keterpurukan, dan membuktikan kepada semua orang bahwa hidup ini harus
ditantang dengan kerja keras tanpa kenal lelah, meski panas matahri selalu
membakar kulitku setiap harinya. Akhirnya Tuhan mendengar Do’a hambnaya yang
membutuhkan pertolongan. Rejekiku waktu itu sungguh luar biasa, setiap Panen
rumput Laut Jutaan Rupiah selalu mengalir dalam kantong.
Tgl 07-1- 1996 aku menemukan
lagi Gadis Pilihan hatiku sendiri ( Diana namanya ). Gadis Desa ini pada awalnya memang yang aku Cintai sebelum aku
menikah dulu. Orangnya memang Cantik Pujaan para jejaka di Desaku pada waktu
itu, aku terus berjuang untuk mendapatkan lagi Cintanya meski harus bersaing
dengan para lelaki bujangan lainnya. Awalnya aku ragu juga takut kalua cintaku
ditolak maklum duda dengan gadis terdapat
perbedaan setatus sosial yang berbeda. Dengan berbagai rayuan malai kumainkan
bak rayuan Romi dan Juliet yang hidup
dalam kedamaian cinta sepanjang masa.
Singkat cerita Tanggal 01 – 7 – 1996 Kami menikah dengan mendapatkan
restu keluarga sahabat dan jiran
tetangga. Kami hidup sangat bahagia meski
juga tetap dalam keadaan apa adanya. Maklum keadaan Istriku dan aku hampir
tidak jauh beda ( hidup pas-pasan ). Pada masa inilah kami baru mencoba
membangun sebuah Rumah tangga baru dengan membuat Rumah Panggunang sangat
sederhana yang penting bisa bernaung
dari Panas Teriknya matahari dan hujan untuk mewujudkan keluarga Zakina,
Mawaddah dan warrahmah. Tepatnya Tanggal 03 Oktober 1997 Istriku melahirkan Anaknya yang pertama
dengan selamat, hasil karya bersama dengan baik dengan jenis kelamin Cewek (
Riana Namanya ). Seminggu setelah melahirkan Istriku Pendarahan dan pada waktu itu
tidak ada petugas kesehatan di desaku maklum musim barat dan jauh dari sarana
kesehatan, kendaraan lautpun tidak ada yang melaut. Tanggal 03 Nopember 1997 Istriku Diana harus
menghadap Allah SWT untuk selamanya dengan meninggalkan buah hatinya Riana kepadaku
dengan bisikan lembut bibirnya dia berpesan ‘ Selamatkan Anakku Rawat dan
Besarkan Dengan Kasih Sayang ‘ Kemudian Aku menjawabnya dalam melepas kepergian isriku yaitu : Selamat
Jalan Sayang Semoga Allah Selalu Melindungimu Dengan Rahmatnya. Amiin………??
Menduda lagi – menduda lagi itulah jalan Allah telah takdirkan
padaku, yang walaupun dengan beratnya tanggung jawab harus kuterima dengan
Ikhlas. Karena memang semua yang ada di Dunia ini adalah sifatnya Fanah dan tak
ada yang kekal melekat pada kita untuk selamanya. Kembali lagi orang yang kucintai pergi dan pergi serta tak
mungkin kembali lagi. ‘ Jangan salahkan Tuhan Jika anda sedang diuji
Olenya ‘ karena sesunggunya itu adalah ujian yang nyata.
Tantangan kembali menghadang untuk ketiga
kalinya dalam hidup untuk mencapai sebuah Rumah Tangga yang kuimpikan. Kepingin
rasanya berlari sejauh-jauhnya untuk menenangkan hati yang kering dari
rasa rindu dan kasih sayang seperti
biasa. Belum hilang rasanya hati ini menderita kini datang lagi yang kedua
dengan tangisan anak kecil yang menggelegar meminta dan mengharap kasih sayang
ibunya. Aku tak tau lagi apa yang harus kulakukan agar jangan terjadi lagi
kesalahan dalam hidup yang penuh derita ini. Kembali kucoba lagi bangkit dan
berjalan mengarungi hidup dengan semboyan jangan pernah berhenti berjuang
sebelum sukses di raih, karena sesunggunya di balik Ujian itu ada hikmah yang
Allah janjikan kepada kita sebuah rahmat yang tak terhingga balasannya..Setelah
Setahun lagi menduda kembali yang Ketiga kalinya aku menemukan Gadis pilihan
hati Saudara-saudaraku untuk dijadikan sebagai pendamping Hidupku kali
ini.
BERSAMBUNG